Senin, 29 November 2010


PERAN IPM DI TENGAH MASYARAKAT[1]


Sebagaimana kita telah ketahui bersama bahwa manusia adalah zone politicon (manusia adalah makhluk sosial), demikianlah menurut seorang sosiolog Aris Toteles. Maksudnya adalah disadari ataupun tidak setiap mausia tidak bisa hidup berdiri seniri, semua manusia akan membutuhkan orang lain, manusia butuh bermasyarakat. Bisa dibayangkan ketika manusia hidup tanpa mendapat bantuan yang linnya, kemungkinan manusia itu tidak akan hidup lama. Sebagai contoh bahwa manusia sangat membutuhkan yang lain aalah ketika kita makan saja ternyata melibatkan bantuan puluhan orang atau bahkan ratusan orang. Manusia tidak bisa berdaya tanpa bantuan orang lain. Tentunya agar kita mendapat prilaku social yang baik dari masyarakat maka perlu adanya etika atau norma yang kita laksanakan.
IPM sebagai salahsatu organisasi masyarakat bagian dari Muhammadiyah memiliki peran dan fungsi yang sangat erat dengan kehidupan sosial (bermasyarakat). Apalagi ketika IPM memiliki tujuan sebagai organisasi akwa amar ma’ru nahi munkar dikalangan para pelajar.
Sebagaimaa alam tanfiz muktamar XVI[2] disana diyatakan beberapa gerakan IPM yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Setiap kader IPM idealnya harus memiliki sifat social yang baik, menjadi uswatun hasanah di tengah masyarakat (khususnya di kalangan pelajaran), terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, memiliki sifat responsibility terhaap lingkungan sekitar. Melibatkan diri alam kegiatan kemasyarakat bukan hanya saja ikut-ikutan tapi bagaimana seorang kader IPM harus memberikan kontribusi-kontribusi positif baik terhadap permasalahan-permasalahan yang berada di tengah masyarakat ataupun memberikan ide-ide atau gagsan-gagasan baru untuk menuju perbaikan kualitas suatu masyarakat.
Masyarakat akan menilai sangat baik terhadap sebuah organisasi ketika anggota atau kaernya memiliki sifat social kemasyarakatan yang baik.


[2] Lebih jelasnya lihat Tanfiz Muktamar XVI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar